Chow Kit: Pasar Orang Indonesia <b>di Kuala Lumpur</b> - Backpackology - Blog Makanan di Kuala Lumpur |
- Chow Kit: Pasar Orang Indonesia <b>di Kuala Lumpur</b> - Backpackology
- Selera Peranakan <b>di Kuala Lumpur</b> | Life is a Journey
- Essence Restaurant <b>KL</b> | Wisata Malaysia
- Asam pedas Melaka sejati - Utusan Online
- 4b) <b>Makanan tradisional di</b> sabah - Google Blog Search
Chow Kit: Pasar Orang Indonesia <b>di Kuala Lumpur</b> - Backpackology Posted: 21 Jan 2014 02:13 AM PST Perjuangan mencari cowek dan munthu dimulai… Dialek-dialek Minang, Madura, Aceh bercampur baur dengan Bahasa Melayu, Bahasa Cina campur Inggris di tengah-tengah tumpukan cabe, sayur-sayuran hijau dan ikan laut. Chow Kit adalah sebuah area di Kuala Lumpur dengan pasar tradisional yang cukup besar. Pasar basah ini jadi andalan WNI yang menetap di KL terutama karena satu hal. Sebuah faktor penting yang tak bisa lepas dari masyarakat Indonesia. Kebutuhan primer nusantara: Tempe. Chow Kit ini punya wajah yang sangat Indonesia selain karena penjualnya juga banyak merupakan keturunan Indonesia dari berbagai etnis, barang dagangannya pun banyak merupakan produk Indonesia. Indomie misalnya, santan Kara, the Sariwangi, kecap ABC – tapi kok saya belum nemu kecap Bango ya…hiks L. Sebenarnya tempe bisa diperoleh di supermarket-supermarket di KL. Misalnya yang merk Vanda, ada di supermarket menengah hingga high-end. Sayangnya, tempe Vanda yang sempat saya beli di Ampang Park agak semangit dan rasanya pun malah mirip gembus. Sungguh tidak konsisten. Harganya RM 4 setara dengan Rp 15 ribu untuk sepapan tempe yang bisa didapat di pasar Indonesia Rp 2 ribu saja. Tempe tanpa merk yang saya beli di Wangsa Maju lebih oke rasanya, RM 1,35 untuk sepapan tempe yang seharga Rp 1 ribu di Indonesia. Nah, di Chow Kit ini urusan pertempean memang jauh lebih menyenangkan, harganya RM 2 untuk 3 papan tempe tipis, rasanya pun lebih enak. Tak heran kami banyak melihat orang Indonesia yang selalu menyertakan tempe dalam belanjaannya. Tapi Chow Kit tidak hanya perkara tempe saja. Ada cobek juga. "Masih belum terasa seperti rumah kalo belum punya cowek dan munthu," kata saya tempo hari. Selama beberapa hari tinggal di sini, bertahan hanya dengan oseng-oseng yang tidak membutuhkan ulek-ulekan. Yang banyak dijual adalah lumping/tumbukan/alu, cobek yang ditumbuk bukan diulek. Ternyata di Chow Kit ini kami menemukan cobek dan ulekan. Jangan tanya harganya, deh! Kira-kira setara dengan beras 10 kg. Yang organik! Harga sayuran di pasar ini juga jauh lebih murah daripada di supermarket, kondisinya juga bagus dan segar. Seafood pun bermacam-macam, begitu juga daging dan ayam. Ikan lele sekilonya lebih murah daripada yang biasa saya beli di Jakarta. Yang paling bikin Puput hepi adalah banyak juga yang jualan kerupuk, hal yang juga tak terpisahkan dari makanan Indonesia. Krupuknya macam-macam, ada yang sudah matang ada yang masih mentah. Ada juga kripik tempe, emping, dan berbagai camilan purba seperti kuping gajah dan untir-untir. Chow Kit tidak hanya menjual bahan makanan, ada baju, daster batik, sepatu, tas, dan berbagai hal lainnya. Harganya murah. Di Chow Kit ini ada beberapa bank nasional seperti Bank Mandiri, BNi, yang melayani transfer uang. Ada juga penjual pulsa kartu SIM Indonesia, jasa pengiriman barang ke Indonesia, dan penjual koran Indonesia: Jawa Pos dijajakan berjejeran dengan koran lokal. Chow Kit dapat dicapai menggunakan monorail arah Titiwangsa, beberapa stasiun transitnya antara lain Bukit Nanas/LRT Dang Wangi, Hang Tuah, dan KL Sentral. Cukuplah saya berbual di sini. Jumpa lagi! |
Selera Peranakan <b>di Kuala Lumpur</b> | Life is a Journey Posted: 02 Nov 2013 10:36 PM PDT Makanan peranakan adalah satu jenis masakan tradisional khas yang saya suka. Akulturasi antara tradisi kuliner China dengan cita rasa Melayu menjadikan masakan ini unik dan memiliki kelezatan tersendiri. Makanan peranakan awalnya diciptakan oleh para imigran keturunan Tionghoa yang tinggal di wilayah semenanjung, seperti Malaysia dan Singapura. Makanan ini mulai populer pada masa kolonial, hingga saat ini. Beragam restoran yang menyajikan masakan peranakan dapat kita temui di berbagai kota, termasuk di Indonesia. Namun belum mampir di semenanjung rasanya kalau belum mencicipi makanan peranakan. Oleh karena itu, dalam kunjungan saya ke Kuala Lumpur pada pekan terakhir Oktober 2013 lalu, salah satu agenda makan malam wajib adalah makanan peranakan. Seorang kawan yang bekerja di Bank Negara Malaysia merekomendasikan restoran "Precious Old China" yang terletak di wilayah Central Market. Dan malam itu, saya bersama mas Poetra, mas Feriansyah, dan pak Ramlan, yang kebetulan sama-sama berada di KL, menyusuri jalan menuju Central Market. Kami memberi judul perjalanan malam itu dengan, in search for a perfect peranakan cuisine. Memasuki Precious Old China Restaurant, kami serasa dibawa ke masa silam. Masa saat semenanjung Malaka berada di bawah pengaruh kolonial. Furnitur dan dekorasi restoran dibuat antik, mirip rumah orang Tionghoa jaman dulu, dengan tata letak yang beraroma mistik. Kalau melihat dari dekornya, makanan yang disajikan pastinya otentik. Setelah duduk, kami melihat daftar menu. Petugas restoran menawarkan untuk mencoba Pucuk Paku Kerabu. Itu adalah semacam oseng-oseng daun paku dengan sambal blacan. Wow, sudah lama rasanya tidak mencicipi daun paku. Kami pesan satu. Selain itu, kami juga memesan Gulai Kepala Ikan, Tofu Goreng with Sweet Sauce, dan Ayam Goreng Pong Teh. Nampaknya, kita akan makan besar malam itu. Saat makanan datang, kami melakukan ritual foto bersama, dan foto makanan (untuk keperluan status atau blog). Dan, kita langsung melahap kesemuanya. Betul juga, rasa makanan di Precious Old China sangat otentik. Gulai kepala ikannya khas peranakan, dengan taburan irisan okra di atasnya. Lezat.Ayam goreng Pong Teh, Tofu, dan pucuk paku-nya juga jagoan. Dimasak dengan rasa dan aroma sambal blacan yang khas. Ciri khas dari makanan peranakan adalah kekayaan bumbu-bumbunya, seperti santan kelapa, lengkuas, cabai, kemiri, belacan, asam, daun jeruk, jahe, daun pandan dan beberapa bahan lainnya. Soal rasa, ada perpaduan antara asam, pedas, gurih dan kaya rempah. Hmmm, sungguh nikmat. Mencicipi makanan peranakan langsung di semenanjung Malaka, adalah sebuah pengalaman yang menarik dan tentunya wajib dicoba kalau mampir ke sana. Salam Makan-Makan ! . Bookmark the . |
Essence Restaurant <b>KL</b> | Wisata Malaysia Posted: 05 Jan 2014 07:15 PM PST Sebagai restoran dengan konsep kuliner high end di Kuala Lumpur, Essence Restaurant KL menawarkan menu á la carte yang beragam dan prasmanan internasional. Resto yang berlokasi di Sheraton Imperial Jalan Sultan Ismail, Kuala Lumpur, ini menyajikan hidangan hasil karya para chef berbakat. Anda bisa memilih dim sum favorit yang nikmat, disamping beragam pilihan terbaik dari hidangan makanan laut segar dan beragam sajian yang menghampar di meja. Akhirnya, menikmati hidangan spektakuler di Essence akan berakhir dengan makanan penutup yang sempurna. Essence Restaurant KL tidak hanya menampilkan sajian beragam menu eksklusif namun juga memanjakan visual Anda dengan interior dengan latar belakang yang menakjubkan dari warna eklektik cerah mulai dari merah hingga hitam trendi mencolok. Untuk menghangatkan suasana warna oranye dan kuning menyelaraskan dinding mosaik tebal bak handmade yang indah. Suasana modern yang segar membangkitkan semangat semua pengunjung untuk menikmati waktu-waktu menyenangkan berkumpul bersama orang terdekat sembari merasakan pengalaman makan yang menakjubkan. Anda juga dapat memilih Essence sebagai tempat untuk menjamu rekan bisnis. Di Essence Restaurant KL, para staf akan melayani setiap tamu dengan keramahan Malaysia yang khas dengan standar layanan internasional yang mengagumkan. Selama akhir pekan, restoran akan menawarkan High Tea Buffet yang meliputi perpaduan masakan lokal dan menu dinamis yang akan berubah sesuai dengan musim atau trend lokal. Essence melayani Breakfast setiap pukul 06:30-10:30 setiap hari, dengan harga per pak RM60 + + per orang dewasa dan RM30 per anak (usia 4 – 12 tahun). Lunch Buffet akan tersedia mulai pukul 12:00-14:30 (Senin – Jumat), dengan harga RM82 + + per orang dewasa dan cukup RM41 + + per anak (untuk usia 4 – 12 tahun). Anda yang menyukai Dinner Buffet, bisa datang ke Essence sejak pukul 18:30-22:30 (Senin hingga Jumat). Untuk penggemar masakan tradisional, tersedian menu makanan sate ayam. Penyuka sushi akan mendapatkannya di sini dengan harga yang lumayan terjangkau dan kelezatan yang sebanding. Selamat berkunjung! |
Asam pedas Melaka sejati - Utusan Online Posted: 31 Jan 2014 05:43 AM PST Oleh mariatul qatiah zakaria Amiruddin bersama ayahnya, Abd. Karim Haron di hadapan kedai mereka. ASAM pedas merupakan salah satu masakan tradisional Melayu yang cukup terkenal yang kini telah diterima oleh setiap lapisan masyarakat tanpa mengira kaum, bangsa, serta agama. Sememangnya cukup digemari oleh sesiapa sahaja, bagaimanapun asam pedas dihasilkan dalam pelbagai cara mengikut negeri. Begitupun, asam pedas Melaka merupakan asam pedas yang cukup terkenal dan sentiasa dicari-cari para penggemar masakan tersebut. Enak dinikmati ketika panas dengan sepinggan nasi putih serta ulam-ulaman, asam pedas Melaka dilihat tiada tandingannya. Jika dahulu, orang ramai sanggup mengunjungi negeri Melaka pada setiap hujung minggu semata-mata ingin menikmati masakan tradisional tersebut, kini tidak lagi perlu bersusah payah memandu jauh kerana di ibu kota ramai peniaga makanan telah menyelitkan hidangan tersebut di dalam menu harian mereka. Antara sedap atau tidak, itu yang perlu âditerokaiâ para peminat masakan tersebut. Namun, tidak keterlaluan sekiranya dinyatakan di sini bahawa asam pedas Melaka yang enak tetap dihasilkan oleh anak jati negeri Baba dan Nyonya itu sendiri. Misalnya kedai Asam Pedas Sejati Melaka yang terletak di Kampung Pandan Dalam, Kuala Lumpur, segala ramuan yang digunakan dalam masakan tersebut bukan sahaja âtulenâ menggunakan resipi dari Melaka, malah diadun sendiri menggunakan bahan-bahan segar tanpa sebarang campuran bahan-bahan lain. Menurut pengusaha kedai tersebut, Amiruddin Abd. Karim, 21, perniagaan yang diusahakan sememangnya menyajikan asam pedas semata-mata. Ini kerana katanya lagi, ia bertujuan untuk memberi peluang kepada penggemar masakan tradisional tersebut merasai menu tersebut tanpa sebarang campuran menu lain. Lagi pun ulasnya, perniagaan yang diwarisi daripada ayahnya itu telah bertapak lebih daripada 15 tahun. Apa yang istimewa mengenai masakan asam pedas di kedainya itu, Amiruddin memberitahu ramuan yang dihasilkan untuk dijadikan pes asam pedas adalah resipi asli daripada nenek sebelah ayahnya yang merupakan anak jati Melaka. Diperturunkan kepada arwah ibu dan ayahnya, ia kini diwarisi pula oleh Amiruddin dalam usaha mengekalkan perniagaan serta resipi keluarganya itu. Berbicara lanjut mengenai perniagaan yang diusahakannya itu, Amiruddin menjelaskan ia dibuka setiap hari kecuali hari Jumaat bermula pukul 11 pagi hingga 3.30 petang dan kemudiannya dibuka semula pada sebelah malam bermula 7.30 hingga 10 malam. Menyediakan pelbagai jenis ikan segar untuk dipilih para pelanggan, asam pedas sejati Melaka ini sememangnya mempunyai âummpâ tersendiri. âSetiap hari seawal 9 pagi saya akan ke kedai untuk menyediakan sendiri ramuan asam pedas yang dijadikan pes sebelum dimasak menjadi kuah. âSememangnya saya sendiri yang menyediakan ramuan tersebut kerana ingin mengekalkan keenakan asam pedas itu sendiri. Bukan bermakna saya tidak mempercayai para pekerja tetapi biarlah saya yang menyediakannya kerana resipi asli telah pun diperturunkan kepada saya. âSelepas pes asam pedas siap barulah kami mula memasak kuahnya dan sudah pasti kuah yang disajikan setiap hari adalah segar. Begitu juga pelbagai pilihan ikan di mana kami membelinya setiap hari untuk mengekalkan kesegarannya,â ujarnya ketika ditemui dipremis perniagaanya yang terletak di No. 37, Jalan A, Kampung Pandan Dalam. Antara ikan-ikan yang disajikan untuk pilihan para pelanggan di Asam Pedas Sejati Melaka ialah ikan kembung, jenahak, merah, pari, dan tenggiri. Selain ramuannya yang asli, keistimewaan asam pedas di kedai ini ialah ia disajikan di dalam periuk tanah kepada para pelanggan. Menurut Amir, sebaik sahaja pelanggan membuat pesanan, ikan akan dimasukkan ke dalam periuk tanah bersama kuah asam pedas tadi dan kemudiannya dimasak semula sehingga ikan mentah tadi masak. Ini bermakna, setiap jenis ikan hanya akan dimasak apabila menerima pesanan pelanggan melainkan kuahnya sahaja yang disediakan dahulu bagi mengelakkan pelanggan menunggu lama. Selain asam pedas, Amiruddin turut memberitahu pihaknya menyediakan set untuk menikmati masakan asam pedas tersebut seperti nasi putih, asam pedas (dengan pilihan ikan daripada pelanggan), ikan masin, ulam-ulaman, serta telur masin. Mampu memuatkan 50 orang pada satu-satu masa, anak muda ini menjelaskan pihaknya menyediakan dua periuk besar untuk kuah asam pedas setiap hari. Turut mempunyai cawangan di Kampung Baru serta Kelana Jaya, Amiruddin berkata, kini pihaknya dalam perancangan untuk membuka sebuah lagi cawangan di sekitar kawasan Bangi dan kesemua cawangan ini dikendalikan oleh adik beradiknya sendiri. |
4b) <b>Makanan tradisional di</b> sabah - Google Blog Search Posted: 03 Feb 2014 03:06 AM PST Oleh Manja Ismail Hakikat bahawa industri pelancongan sebagai satu daripada sumber utama pendapatan negara memang diakui semua pihak. Justeru, dalam keadaan ekonomi negara tidak menentu sekarang, ramai berharap Kempen Tahun Melawat Malaysia (TMM) 2014 yang dirasmikan dengan penuh warna warni malam kelmarin, mampu menampung kekurangan dalam sektor lain ekonomi negara tahun ini. TMM 2014 bertemakan Celebrating 1Malaysia Truly Asia menyasarkan pendapatan RM76 bilion menerusi kunjungan kira-kira 28 juta pelancong tahun ini. Kerajaan menetapkan sasaran menerima kunjungan 36 juta pelancong dan menjana pendapatan RM168 bilion daripada sektor pelancongan pada 2020. Sementara kita boleh berbangga dengan pelbagai tarikan yang ada di negara ini untuk menarik pelancong asing, harus diingat beberapa negara jiran juga turut mempunyai keistimewaan serupa, malah sesetengahnya lebih baik dan sudah lama dikenali di seluruh dunia. Walaupun kita berasakan mempunyai pantai dan pulau yang indah, Thailand dan Indonesia juga turut menjadi destinasi pelancongan kerana kedua-dua tarikan itu. Malaysia mungkin mempunyai Langkawi atau Tioman, tetapi Bali, Phuket atau Pattaya lebih popular terutama di kalangan pelancong berkulit putih. Kita juga tidak boleh mendakwa Kuala Lumpur sebagai satu-satunya syurga membeli-belah di rantau ini apabila pelancong asing lebih suka berbelanja untuk mendapatkan fesyen terbaru di Singapura atau Hong Kong. Kepelbagaian budaya, aneka makanan Keistimewaan sebenar Malaysia dalam bidang pelancongan yang tidak ada di kalangan negara jiran ialah kepelbagaian budaya dan aneka makanan daripada rakyat berbilang kaum. Dengan tiga kaum terbesar dan lebih 30 etnik Bumiputera di Sabah dan Sarawak, kita bukan saja mempunyai warisan budaya yang menarik, tetapi pelbagai jenis makanan dan sajian. Di sinilah letaknya tanggungjawab pengusaha makanan atau restoran dalam mengutamakan dua perkara – kebersihan dan layanan - yang menentukan sama ada pelancong bukan saja datang semula ke tempat mereka, tetapi mungkin datang lagi ke Malaysia. Dua perkara ini mungkin kelihatan remeh, tetapi kepada sesiapa yang pernah melancong ke luar negara terutama negara dunia ketiga, ia menjadi antara soalan utama diajukan oleh keluarga dan rakan apabila pulang ke tanah air nanti. Soal kebersihan tidak seharusnya tertumpu kepada penyediaan dan sajian makanan semata-mata, tetapi juga membabitkan persekitaran terutama tandas. Jika keadaan tandas di stesen minyak dan restoran mamak boleh dijadikan ukuran, kita khuatir ia boleh memberi gambaran buruk kepada pelancong asing mengenai tahap kebersihan rakyat negara ini. Begitu juga dari segi layanan di restoran dan hotel, kita masih ketinggalan berbanding senyuman dan keramahan pelayan restoran/hotel di Thailand dan Indonesia walaupun bahasa Inggeris mereka mungkin tidak sefasih pekerja hotel/restoran kita. Tidak kurang pentingnya ialah pekerja sektor pengangkutan awam terutama pemandu teksi, orang pertama ditemui pelancong apabila memasuki negara ini. Pihak berkuasa berkaitan perlu bertindak tegas terhadap mana-mana pemandu teksi dilaporkan bersikap kasar atau menipu pelancong kerana perbuatan itu boleh menjejaskan industri pelancongan negara. Ikhlas layan pelancong Bahawa kita pernah melancarkan kempen 'senyum' di kalangan pekerja industri pelancongan dan pengangkutan awam satu ketika dulu membuktikan perkara ini. Kita tidak mengharapkan mereka senyum sepanjang masa, tetapi layanan kepada pelanggan atau pelancong biarlah menampakkan keikhlasan, bukan kerana terpaksa. Dalam keghairahan kita menjayakan TMM 2014, janganlah pula kepentingan rakyat sendiri diketepikan. Selain pekerja industri ini seharusnya memberi layanan serupa kepada rakyat tempatan dan pelancong asing, kita juga mahu hanya pelancong sebenar datang ke Malaysia sepanjang kempen ini. Ketika pelbagai masalah ditimbulkan oleh kebanjiran jutaan pendatang asing sekarang, kita pasti tidak mahu ada kalangan yang mengambil kesempatan daripada TMM 2014 untuk membawa masuk rakyat dari negara tertentu atas nama pelancongan tetapi bekerja atau melakukan kegiatan haram di negara ini. |
You are subscribed to email updates from Makanan tradisional di Kuala Lumpur - Google Blog Search To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment