Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger - Blog Makanan di Kuala Lumpur |
- Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger
- Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger
- Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger
- Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b>: Keenakan Soto Labuan - Blog <b>...</b>
Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger Posted: 15 Feb 2014 11:43 PM PST Kuala Lumpur banyak dipilih wisatawan Indonesia sebagai destinasi liburan. Pasalnya, ibukota Malaysia ini merupakan satu dari sedikit destinasi luar negeri yang menawarkan biaya wisata terjangkau. Apalagi, saat ini bermunculan maskapai-maskapai budget seperti AirAsia, Citilink, dan Lion Air yang menawarkan penerbangan ke Kuala Lumpur dengan harga murah. Hotel-hotel budget yang menawarkan hunian nyaman dengan harga terjangkau juga dapat dengan mudah ditemukan di berbagai wilayah Kuala Lumpur. Berikut adalah hotel-hotel budget terbaik di Kuala Lumpur versi VoucherHotel.com. 1. D'Oriental Inn Tak cuma menawarkan lokasi yang istimewa, D'Oriental Inn juga menyediakan hunian nyaman untuk para tamu. Hotel bintang 2 ini memiliki 85 kamar tamu yang telah dibekali dengan fasilitas lengkap seperti AC, kamar mandi pribadi + shower air hangat dan dingin, perlengkapan mandi gratis, TV, serta Wi-Fi gratis. Untuk menginap di D'Oriental Inn, wisatawan hanya perlu menyiapkan dana sekitar Rp330.000-an per malam. 2. Ryokan @ Damansara Utama Untuk urusan fasilitas, Ryokan @ Damansara tak kalah dengan hotel-hotel budget lainnya di Kuala Lumpur. Fasilitas kamar standar seperti AC, kamar mandi pribadi + shower, perlengkapan mandi, dan brankas telah tersedia di tiap-tiap kamar. Bahkan, beberapa fasilitas mewah seperti TV LCD 32 inci dan akses internet nirkabel gratis juga bisa dinikmati para tamu. Ryokan @ Damansara menawarkan tarif yang cukup terjangkau yaitu sekitar Rp550.000 per malam. 3. Hotel China Town Inn Fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan ramah yang disediakan oleh China Town Inn siap menjamin kenyamanan bermalam para tamu. Hotel setinggi 5 lantai ini memiliki 69 kamar cukup luas yang telah dilengkapi dengan fasilitas standar seperti TV dan saluran kabel, pemutar DVD, kamar mandi pribadi + shower, AC, juga Wi-Fi gratis. Tarif yang ditawarkan Hotel China Town Inn hanya sekitar Rp295.000-an per malam. 4. Prescott Hotel KL Medan Tuanku Prescott Hotel KL Medan Tuanku memiliki 139 kamar tamu yang tersebar di 9 lantai berbeda. Tiap-tiap kamar memiliki ukuran yang cukup luas dan telah dibekali dengan fasilitas modern berupa TV LCD 32 inci, AC, kamar mandi dan shower, pengering rambut, telepon pengingat bangun, juga akses internet nirkabel gratis. Tarif menginap di hotel ini mencapai Rp800.000-an per malam. Tapi, bila memesan melalui VoucherHotel.com, kamu bisa mendapatkan harga hanya sekitar Rp370.000-an per malam. 5. Nest Boutique Hotel Nest Boutique Hotel menawarkan 30 kamar nyaman yang dilengkapi dengan seprai katun dan selimut bulu angsa. Setiap kamar di Nest Boutique Hotel juga memiliki TV LCD 40 inci, kamar mandi + shower air hangat, AC, dan Wi-Fi gratis. Untuk menginap di Nest Boutique Hotel, wisatawan harus menyiapkan dana sedikitnya Rp370.000 per malam. 6. Hotel Sentral Kuala Lumpur Mengusung desain yang tegas dan modern, Hotel Sentral Kuala Lumpur memiliki 192 kamar dan suite untuk memenuhi kebutuhan para tamu dengan mobilitas tinggi. TV LCD + saluran kabel, telepon, kamar mandi pribadi, dan akses internet nirkabel berkecepatan tinggi telah tersedia di tiap-tiap kamar. Hotel Sentral Kuala Lumpur menawarkan tarif cukup terjangkau yaitu sekitar Rp400.000-an per malam. 7. Cube Boutique Hotel Cube Boutique Hotel menawarkan 3 tipe kamar berbeda yaitu Standard Single, Standard Twin, dan Deluxe Queen. Semua jenis kamar telah dibekali dengan fasilitas AC, kamar mandi pribadi, TV layar datar, pengering rambut, juga Wi-Fi gratis. Tarif menginap di Cube Boutique Hotel hanya sekitar Rp430.000-an per malam. 8. V Garden Hotel Terdapat 21 kamar tamu di V Garden Hotel, Kuala Lumpur. Guna menjamin kenyamanan pengunjung, setiap kamar telah dilengkapi dengan TV LCD 32 inci, AC, kamar mandi pribadi dan perlengkapan mandi gratis. Akses internet nirkabel gratis yang tersedia di setiap kamar menjamin kelancaran konektivitas para tamu. Tarif bermalam di V Garden Hotel hanya sekitar Rp436.575 per malam. 9. Crossroads Hotel 10. LaComme Inn Lacomme Inn yang terdiri dari 3 lantai memiliki koleksi 22 kamar tamu yang dilengkapi dengan seprai kualitas premium. TV plasma beserta saluran kabel dan HBO, alat pemanas air, AC, dan Wi-Fi gratis telah tersedia di setiap kamar. Pihak hotel juga siap menyediakan oven microwave jika diminta. Tarif menginap di LaComme Inn adalah sekitar Rp477.000 per malam. 11. Alamanda Hotel Chinatown Alamanda Hotel Chinatown memiliki 58 kamar tamu yang berfasilitas lengkap namun bertarif terjangkau. Dengan membayar sekitar Rp240.000 per malam, para tamu sudah bisa bermalam dengan nyaman di kamar mungil yang dibekali dengan AC, kamar mandi pribadi, dan jaringan Wi-Fi gratis. 12. D'Garden Hotel Terdapat 72 kamar tamu bersih dan nyaman berbekal fasilitas modern di D'Garden Hotel, Kuala Lumpur. AC, kamar mandi pribadi, dan akses internet nirkabel bisa dinikmati para tamu di setiap kamar. Sementara di luar kamar, para tamu bisa bersantai sambil menikmati segarnya taman dalam ruangan dan air terjun mini. Semua fasilitas tersebut bisa dinikmati wisatawan dengan hanya membayar sekitar Rp314.000-an per malam. 13. Leo Express Hotel Tertarik? Segera susun rencana jalan-jalanmu dan jangan lupa cek hotelnya, hanya di VoucherHotel.com . | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger Posted: 16 Feb 2014 01:39 PM PST MAKANAN DAN KESENIAN TRADISIONAL ORANG-ORANG RAO DI RAUB, PAHANG Oleh: Subari Ahmad Jaafar ar-Rawi, BCOMM (UPM), ABSTRAK Makalah ini bertajuk "MAKANAN DAN KESENIAN TRADISIONAL ORANG-ORANG RAO DI RAUB, PAHANG". Tulisan secara semi akademik ini cuba menggunakan metode Perbandingan antara jenis-jenis makanan tradisional Rao dan jenis-jenis kesenian Rao yang masih wujud di Rao, Sumatera Barat dan di daerah Raub, Pahang. Diharapkan supaya tulisan ini sebagai pembuka jalan ke arah pihak-pihak yang berminat terutama anak-anak Raub berketurunan Rao Persemendaan dapat meneruskan usaha kaji selidik perihal makanan dan kesenian orang-orang Rao. Misalnya dari segi makanan membabitkan Baulu Cermai, Kelamai, Dodoi Kukus, Gulai Rebus, Gulai Darat, Gulai Keladi Kemahang, Gulai Nangka, Gulai Pisang Muda, Gulai Umbut Kabung dan lain-lain, manakala kesenian pula ialah Tari Piring, Tari Lukah, Tari Pedang, Tari Tandak, Silat Pulut, Ratib Tegak dan lain-lain yang hanya menggunakan peralatan bunyi-bunyian seperti tetawak, gendang ibu, gendang anak, rebana, seruling, akordion dan biola. ( Dibentangkan di Seminar Tokoh-Tokoh Rao Raub, Pahang pada 25 November 2012 di Sekolah Menengah Kebangsaan Gali, Raub Pahang ) PENDAHULUAN Memerihalkan mengenai Raub, Masyarakat Rao yang mendominasinya dan menampilkan pelbagai jenis Makanan Tradisional Rao dan Kesenian Tradisional Rao yang telah di bawa oleh nenek moyang mereka sejak abad ke 15 lagi ( merujuk kepada Institusi Seri Maharaja Perba Jelai yang memerintah Hulu Pahang pada awalnya berpusat di Budu, Penjom dan kemudian berpindah ke Bukit Kota, Bukit Betong, Kuala Lipis yang asal keturunan dari Pagarruyung. Mereka telah datang ke Hulu Pahang sekitar tahun 1591 Masihi. Nama kampung asal Seri Maharaja Perba Jelai di Pagarruyung ialah Titi Kabung Pagar Teras )iaitu dari Ranah Minangkabau, Sumatera bukan satu kerja penulisan yang mudah kerana ia memerlukan kaji selidik di lapangan di samping merakam temu bual pelbagai sikap kedudukan setiap orang yang perlu ditemui. Oleh itu bagi kegunaan Seminar ini saya mengambil jalan tengah iaitu dengan membuat perbandingan setiap jenis makanan tradisional dan kesenian tradisional Rao itu yang telah diamalkan sejak abad ke-2 lagi hingga ke masa ini di Rao, Sumatera Barat ( kini dikenali sebagai Kabupaten Pasaman yang menjadikan Lubuk Sikaping sebagai Pusat Pentadbirannya).. Perlu disebutkan di sini bahawa ada petunjuk yang jelas bahawa orang-orang Rao dari Bukit Barisan, Sumatera itu telah pun diriwayatkan berkelana ke Semenanjung Emas ini sejak abad ke-5 lagi. ASAL USUL NAMA RAUB Terdapat beberapa versi mengenai asal usul nama Raub. Perkataan Raub dalam Bahasa Melayu bermaksud 'genggam'. Mengikut sejarah, pusat perlombongan ini dinamakan Raub selepas pelombong-pelombong menjumpai seraup emas pada setiap dulang pasir. Hal ini dinyatakan dengan menarik oleh J.A. Richardson dalam bukunya, The Geology and Mineral Resources of the Neighbourhood of Raub Pahang. Menurutnya; "People found that for every "dulang" of sand there was a handful (raup) of gold". Raub menjadi terkenal pada awal abad ke-20 kerana hasil emasnya. Syarikat lombong emas yang mengusahakan perlombongan di daerah ini ialah Raub Australian Gold Mine (RAGM) yang didaftarkan pada 1889 di Queensland, Australia. RAGM juga dikenali sebagai Raub Gold Mine. Pada awalnya syarikat lombong ini dikenali sebagai Australian Syndicate Ltd dan kemudian Australian Gold Mining Co. Ltd pada 1892. RAGM beroperasi sehingga 1961. Terdapat satu lagi versi cerita yang menjelaskan asal usul nama Raub ini. Menurut kepercayaan orang-orang tua daerah ini, Raub telah diteroka dan dibuka dalam kurun ke-18. Mengikut sumber-sumber yang diperoleh, dua orang pemuda bersama ayah mereka telah melalui hutan rimba serta menyusuri sebatang anak sungai. Setelah sekian lama mengembara mereka sampai ke tebat atau tobek (satu kawasan di mana pengaliran air sungainya disekat atau digelar empang). Sebaik sampai di situ, si ayah mengatakan kepada anaknya di situlah tempat yang paling sesuai untuk berehat. Kelihatan pasir di kiri dan kanan tebat itu amat bersih. Kedua-dua pemuda itu bersetuju dengan cadangan ayah mereka. Mereka pun mula membuka kawasan itu. Sekitarnya dibersihkan lalu didirikan sebuah pondok untuk kediaman mereka. Setiap hari ketiga-tiga beranak itu memasuki hutan untuk mencari rotan, damar, getah, jelutung dan sebagainya. Mereka juga memetik pucuk dedaun yang begitu subur berhampiran tebat untuk dijadikan makanan. Segeralah ketiga beranak itu meraup pasir-pasir di tebing tebat itu dengan tangan masing-masing. Setiap kali diraup, setiap kali emas diperoleh. Disebabkan emas begitu banyak dan terlalu mudah untuk mendapatkannya; hanya menggunakan tangan untuk meraup, adalah dipercayai mereka menamakan tempat itu dengan gelaran "RAUB". Sejak itu setiap hari mereka terus meraup emas. Kawasan tebat yang pertama mengeluarkan emas tadi, sekarang ini ialah di Padang Besar Majlis Bandaran Daerah Raub. Begitulah mengikut cerita lisan orang tua di daerah ini. Bagaimanapun, jika gelaran nama Raub lahir daripada kerja meraup emas tadi, sedikit perbezaan timbul dari segi ejaan. Perkataan meraup emas lahir daripada kata dasar "Raup" sedangkan "RAUB". Namun begitu, kemungkinan bahasa daerah itu lebih sesuai digunakan dengan ejaan RAUB dari 'Raup'. Terdapat juga pendapat yang terpencil yang menyatakan asal usul nama Raub adalah berasal daripada perkataan Rao kerana suku kaum Rao telah mendominasi jumlah penduduk di kawasan terbabit sehingga digelar sebagai 'lubuk orang Rao'. Oleh kerana peredaran masa, sebutan perkataan Rao itu telah bertukar menjadi Raub. Saya salah seorang yang berani menafikan bahawa nama panggilan asal Raub itu daripada 'Meraup' emas kerana walaupun banyak emas di kawasan berair dan berpasir di Raub tetapi tidak benar bila meraup pasir itu kelihatan banyak emas dari pasir kerana bijih emas ini perlu melalui proses tertentu untuk menjadikannya sebagai logam 'Emas'. Apa yang saya yakini bahawa diriwayatkan ada dua orang, seorang Pakar Geologi dari Jerman dan seorang lagi Pakar Mineral dan Logam dari Amerika Syarikat yang mula-mula tiba di sebuah kawasan yang diberi nama Rotan Tunggal. Kedua pakar ini seronok melihat ramai orang-orang yang sedang mendulang di sebuah kawasan berpaya ( kawasan padang bersetentang dengan Pejabat Majlis daerah Raub sekarang ). Lalu salah seorang daripadanya bertanya kepada yang menjadi Ketua kepada pendulang-pendulang itu, siapakah orang-orang yang sedang mendulang itu. Lalu diberitahu oleh Ketua pendulang itu bahawa orang-orang yang mendulang itu sebagai Orang-orang Rao ( sebutannya 'Raau' ). Maksudnya pendulang-pendulang emas itu adalah orang-orang yang datang dari Rao, Sumatera. Lalu pakar dari Amerika Syarikat itu menyampuk mengatakan bahawa di Indiana di tempatnya juga telah ada pekan dinamakan dengan Raub kerana ramai hamba yang dibawa daripada Sumatera iaitu orang-orang Rao. Sejak itulah panggilan Raub itu digunakan hingga menghilangkan nama asal tempat itu sebagai Rotan Tunggal. Oleh itu saya berkeyakinan bahawa nama Raub itu berpunca daripada orang-orang Rao yang mendulang emas di kawasan paya di samping telah membuka kampung seperti Rotan Tunggal, Taranum dan Kalang. Daerah Raub kini adalah salah sebuah dari 11 buah daerah yang terdapat di Pahang. Daerah Raub terdiri daripada tujuh buah mukim iaitu Batu Talam, Sega, Semantan Ulu, Dong, Ulu Dong, Gali dan Tras. Raub mempunyai 57 buah kampung tradisional dan 9 buah kampung baru Cina . Raub berlokasi di sebelah barat negeri Pahang dan keluasannya ialah 2,271 kilometer persegi, iaitu 6.34% daripada keluasan Pahang (35,823 kilometer persegi). Raub terletak antara dua buah banjaran, iaitu Banjaran Titiwangsa dan Banjaran Gunung Benom. Ketinggian Raub adalah 160 meter dari atas paras laut dengan purata suhu tahunan 79.5º dan hujan tahunan kira-kira 200 sentimeter. Jarak Raub dengan Kuala Lumpur hanya 130 kilometer dan hanya akan mengambil masa 1½ jam untuk sampai ke bandar Raub melalui Lebuh raya Kuala Lumpur Karak dan memasuki dan melalui Jalan Laluan Lapan.. MASYARAKAT RAO DI RAUB Penduduk di daerah Raub ketika ini sebagaimana angka banci 2010 terdiri daripada Melayu seramai 95,100 orang iaitu mendominasi 55 peratus daripada jumlah keseluruhan penduduk., Orang Cina pada kadar 33 peratus manakala orang India pada kadar 7 peratus. Bakinya terdiri dari lain-lain suku bangsa. Dari sebanyak 95,100 orang Melayu dalam daerah Raub, dianggarkan kira-kira 33,000 orang terdiri daripada suku Rao Sejati manakala 43,000 terdiri daripada Rao Persemendaan dengan Minang, Jawa, Kampar, Banjar, Kerinci dan Aceh menjadikan Raub sebagai Lubuk Orang-orang Rao ( Rawa ) selepas Gopeng di Perak. Oleh itu di kalangan Orang-orang Rao dan persemendaan ini bukan sahaja sebagai pengamal Agama Islam mazhab Sunnah Wal Jemaah, tetapi mereka memiliki jenis-jenis makanan yang khas ciri-ciri Rao di samping kesenian yang khas ciri-ciri Rao, walau bagaimanapun disebabkan landskap budaya yang pengaruh mempengaruhi, telah berlaku pengubahsuaian terhadap jenis-jenis makanan dan jenis-jenis kesenian Rao itu sendiri. MAKANAN TRADISIONAL RAO DI RAUB Dalam tulisan ini ingin saya senaraikan Makanan Tradisional Rao yang masih wujud di Ranah Rao, Pasaman, Sumatera dan dibandingkan dengan senarai Makanan Tradisional Rao yang masih menjadi menu makanan Orang-orang Rao Persemendaan di Raub, iaitu:
KESENIAN TRADISIONAL RAO DI RAUB Dalam tulisan ini ingin saya senaraikan Kesenian Tradisional Rao yang masih wujud di Ranah Rao, Pasaman, Sumatera dan dibandingkan dengan senarai Kesenian Tradisional Rao yang boleh ditampilkan untuk dipertunjukkan kepada orang ramai mengikut suasana budaya masyarakat setempat dalam acara-acara adat atau majlis-majlis rasmi baik di peringkat kampung, mukim atau daerah di Raub, Pahang sejak zaman dahulu hingga ke masa kini sebagai ciri khas kesenian tradisional Orang-orang Rao Persemendaan, iaitu:
KATA PENUTUP Kesimpulan yang dapat difikirkan bahawa jenis-jenis makanan tradisional dan kesenian tradisional yang asal dibawa oleh para perantau Rao baik dari Rao mahupun dari Pagarruyung telah melalui evolusi lalu berubah mengikut masa, cita rasa dan suasana budaya masyarakat Rao Persemendaan sejak dahulu hingga ke masa ini. Didapati pengaruhi mempengaruhi antara budaya kehidupan telah merealisasikan satu bentuk budaya Rao Persemendaan yang unik, menarik dan amat perlu dikekalkan dan diamalkan oleh generasi masa kini dan generasi masa depan. Akhir kata saya berharap dengan menulis perbandingan antara makanan dan kesenian Orang-orang Rao di Rao, Pasaman, Sumatera Barat dengan Orang-orang Rao Persemendaan di Raub, Pahang bukan sahaja dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai mereka, malah dapat memberi satu pendekatan yang positif dalam Lanskap kehidupan budaya Orang-orang Rao Persemendaan di Raub ini. TAMAT DAFTAR PUSTAKA Datoek Toeah. 1976. Tambo Alam Minangkabau. Pustaka Indonesia. Bukit Tinggi. Graves, E. E. 2007. Asal-usul Elite Minangkabau Modern. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Marsden, W. 2008. Sejarah Sumatra. Komunitas Bambu. Depok. Muhammad Bukhari Lubis, Mohd. Rosli Saludin, Talib Samat (2009), Rao Di Sana Sini, Jaro Malaysia. Muhammad Yusof Hashim, Aruna Gopinath ( 1992), Tradisi Persejarahan Pahang Darul Makmur 1800 – 1930, Tempo Publishing Buyung Adil (1972), Sejarah Pahang, DBP Hasyim Awang (1998) Rumpun Melayu Dispora dalam konteks hubungan Ras. Kuala Lumpur: Universiti Malaya Khazin Mohd Tamrin dalam DInamika Adat dan Tradisi Merantau di Alam Melayu dalam adat Melayu serumpun. Kuala Lumpur: Universiti Malaya Undri, (2008) Pusat Dokumentasi Informasi Sejarah-Budaya BPSNT Padang. Padang Ekspres Zaffuan Haji Manaf (2007) Bingkisan Sejarah Raub: Rao Dan Pagaruyung Dengan Raub dan Pahang. Kuala Lumpur: Anjung Media Resources Zabidin Haji Ismail (2012), Biografi Tokoh Rao, Persatuan Karyawan Perak Wikipedia. Ensiklopedi Bebas. http://wikipedia.org. Blog Teromba Rawa: http://terombarawa.blogspot.com Blog Urang Rao Raub: http://orangrawa.blogspot.com BIODATA SUBARI AHMAD JAAFAR AR-RAWI Subari bin Ahmad bin Jaafar Ar-Rawi atau lebih dikenali dengan nama penanya Arisel BA dilahirkan pada 11 Ogos 1953 di Ladang Selborne, Kuala Lipis, Pahang. Ayahnya Ahmad ( keturunan Rawa/Banjar) berasal dari Kg Sungai Ruyung, Gali, Raub Pahang, manakala ibunya Kamsah ( berketurunan Rao/Jawa ) berasal dari Kg Temau, Raub, Pahang. Beliau mendapat pendidikan rendah dan menengah dari Sekolah Clifford, Kuala Lipis, Pahang. Beliau antara Graduan Siri Pertama Pembelajaran Dalam Talian (Internet) Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi, Universiti Putra Malaysia (UPM) bermula tahun 1999 dan dianugerahkan dengan Bacelor Komunikasi. Beliau kini telah bersara dari Perkhidmatan Kerajaan dan menumpu sepenuh masa membuat kaji selidik dan menulis perihal asal usul dan budaya masyarakat Rao di Raub. Di samping itu beliau menulis sajak, cerpen, rencana dan novel. Menjadi ahli Persatuan Sejarah Malaysia cawangan Pahang, ahli JARO Malaysia, Subari juga pernah menjadi Setiausaha Agung Dewan Persuratan Melayu Pahang (DPMP) selama 10 tahun (1983-1993) dan Setiausaha Hari Sastera 1987. Kini beliau sebagai Pegawai Seranta DPMP di samping menganggotai PENA sejak 1972 sebagai ahli biasa. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b> - Blogger Posted: 13 Feb 2014 01:52 PM PST MAKANAN DAN KESENIAN TRADISIONAL ORANG-ORANG RAO DI RAUB, PAHANG Oleh: Subari Ahmad Jaafar ar-Rawi, BCOMM (UPM), ABSTRAK Makalah ini bertajuk "MAKANAN DAN KESENIAN TRADISIONAL ORANG-ORANG RAO DI RAUB, PAHANG". Tulisan secara semi akademik ini cuba menggunakan metode Perbandingan antara jenis-jenis makanan tradisional Rao dan jenis-jenis kesenian Rao yang masih wujud di Rao, Sumatera Barat dan di daerah Raub, Pahang. Diharapkan supaya tulisan ini sebagai pembuka jalan ke arah pihak-pihak yang berminat terutama anak-anak Raub berketurunan Rao Persemendaan dapat meneruskan usaha kaji selidik perihal makanan dan kesenian orang-orang Rao. Misalnya dari segi makanan membabitkan Baulu Cermai, Kelamai, Dodoi Kukus, Gulai Rebus, Gulai Darat, Gulai Keladi Kemahang, Gulai Nangka, Gulai Pisang Muda, Gulai Umbut Kabung dan lain-lain, manakala kesenian pula ialah Tari Piring, Tari Lukah, Tari Pedang, Tari Tandak, Silat Pulut, Ratib Tegak dan lain-lain yang hanya menggunakan peralatan bunyi-bunyian seperti tetawak, gendang ibu, gendang anak, rebana, seruling, akordion dan biola. ( Dibentangkan di Seminar Tokoh-Tokoh Rao Raub, Pahang pada 25 November 2012 di Sekolah Menengah Kebangsaan Gali, Raub Pahang ) PENDAHULUAN Memerihalkan mengenai Raub, Masyarakat Rao yang mendominasinya dan menampilkan pelbagai jenis Makanan Tradisional Rao dan Kesenian Tradisional Rao yang telah di bawa oleh nenek moyang mereka sejak abad ke 15 lagi ( merujuk kepada Institusi Seri Maharaja Perba Jelai yang memerintah Hulu Pahang pada awalnya berpusat di Budu, Penjom dan kemudian berpindah ke Bukit Kota, Bukit Betong, Kuala Lipis yang asal keturunan dari Pagarruyung. Mereka telah datang ke Hulu Pahang sekitar tahun 1591 Masihi. Nama kampung asal Seri Maharaja Perba Jelai di Pagarruyung ialah Titi Kabung Pagar Teras )iaitu dari Ranah Minangkabau, Sumatera bukan satu kerja penulisan yang mudah kerana ia memerlukan kaji selidik di lapangan di samping merakam temu bual pelbagai sikap kedudukan setiap orang yang perlu ditemui. Oleh itu bagi kegunaan Seminar ini saya mengambil jalan tengah iaitu dengan membuat perbandingan setiap jenis makanan tradisional dan kesenian tradisional Rao itu yang telah diamalkan sejak abad ke-2 lagi hingga ke masa ini di Rao, Sumatera Barat ( kini dikenali sebagai Kabupaten Pasaman yang menjadikan Lubuk Sikaping sebagai Pusat Pentadbirannya).. Perlu disebutkan di sini bahawa ada petunjuk yang jelas bahawa orang-orang Rao dari Bukit Barisan, Sumatera itu telah pun diriwayatkan berkelana ke Semenanjung Emas ini sejak abad ke-5 lagi. ASAL USUL NAMA RAUB Terdapat beberapa versi mengenai asal usul nama Raub. Perkataan Raub dalam Bahasa Melayu bermaksud 'genggam'. Mengikut sejarah, pusat perlombongan ini dinamakan Raub selepas pelombong-pelombong menjumpai seraup emas pada setiap dulang pasir. Hal ini dinyatakan dengan menarik oleh J.A. Richardson dalam bukunya, The Geology and Mineral Resources of the Neighbourhood of Raub Pahang. Menurutnya; "People found that for every "dulang" of sand there was a handful (raup) of gold". Raub menjadi terkenal pada awal abad ke-20 kerana hasil emasnya. Syarikat lombong emas yang mengusahakan perlombongan di daerah ini ialah Raub Australian Gold Mine (RAGM) yang didaftarkan pada 1889 di Queensland, Australia. RAGM juga dikenali sebagai Raub Gold Mine. Pada awalnya syarikat lombong ini dikenali sebagai Australian Syndicate Ltd dan kemudian Australian Gold Mining Co. Ltd pada 1892. RAGM beroperasi sehingga 1961. Terdapat satu lagi versi cerita yang menjelaskan asal usul nama Raub ini. Menurut kepercayaan orang-orang tua daerah ini, Raub telah diteroka dan dibuka dalam kurun ke-18. Mengikut sumber-sumber yang diperoleh, dua orang pemuda bersama ayah mereka telah melalui hutan rimba serta menyusuri sebatang anak sungai. Setelah sekian lama mengembara mereka sampai ke tebat atau tobek (satu kawasan di mana pengaliran air sungainya disekat atau digelar empang). Sebaik sampai di situ, si ayah mengatakan kepada anaknya di situlah tempat yang paling sesuai untuk berehat. Kelihatan pasir di kiri dan kanan tebat itu amat bersih. Kedua-dua pemuda itu bersetuju dengan cadangan ayah mereka. Mereka pun mula membuka kawasan itu. Sekitarnya dibersihkan lalu didirikan sebuah pondok untuk kediaman mereka. Setiap hari ketiga-tiga beranak itu memasuki hutan untuk mencari rotan, damar, getah, jelutung dan sebagainya. Mereka juga memetik pucuk dedaun yang begitu subur berhampiran tebat untuk dijadikan makanan. Segeralah ketiga beranak itu meraup pasir-pasir di tebing tebat itu dengan tangan masing-masing. Setiap kali diraup, setiap kali emas diperoleh. Disebabkan emas begitu banyak dan terlalu mudah untuk mendapatkannya; hanya menggunakan tangan untuk meraup, adalah dipercayai mereka menamakan tempat itu dengan gelaran "RAUB". Sejak itu setiap hari mereka terus meraup emas. Kawasan tebat yang pertama mengeluarkan emas tadi, sekarang ini ialah di Padang Besar Majlis Bandaran Daerah Raub. Begitulah mengikut cerita lisan orang tua di daerah ini. Bagaimanapun, jika gelaran nama Raub lahir daripada kerja meraup emas tadi, sedikit perbezaan timbul dari segi ejaan. Perkataan meraup emas lahir daripada kata dasar "Raup" sedangkan "RAUB". Namun begitu, kemungkinan bahasa daerah itu lebih sesuai digunakan dengan ejaan RAUB dari 'Raup'. Terdapat juga pendapat yang terpencil yang menyatakan asal usul nama Raub adalah berasal daripada perkataan Rao kerana suku kaum Rao telah mendominasi jumlah penduduk di kawasan terbabit sehingga digelar sebagai 'lubuk orang Rao'. Oleh kerana peredaran masa, sebutan perkataan Rao itu telah bertukar menjadi Raub. Saya salah seorang yang berani menafikan bahawa nama panggilan asal Raub itu daripada 'Meraup' emas kerana walaupun banyak emas di kawasan berair dan berpasir di Raub tetapi tidak benar bila meraup pasir itu kelihatan banyak emas dari pasir kerana bijih emas ini perlu melalui proses tertentu untuk menjadikannya sebagai logam 'Emas'. Apa yang saya yakini bahawa diriwayatkan ada dua orang, seorang Pakar Geologi dari Jerman dan seorang lagi Pakar Mineral dan Logam dari Amerika Syarikat yang mula-mula tiba di sebuah kawasan yang diberi nama Rotan Tunggal. Kedua pakar ini seronok melihat ramai orang-orang yang sedang mendulang di sebuah kawasan berpaya ( kawasan padang bersetentang dengan Pejabat Majlis daerah Raub sekarang ). Lalu salah seorang daripadanya bertanya kepada yang menjadi Ketua kepada pendulang-pendulang itu, siapakah orang-orang yang sedang mendulang itu. Lalu diberitahu oleh Ketua pendulang itu bahawa orang-orang yang mendulang itu sebagai Orang-orang Rao ( sebutannya 'Raau' ). Maksudnya pendulang-pendulang emas itu adalah orang-orang yang datang dari Rao, Sumatera. Lalu pakar dari Amerika Syarikat itu menyampuk mengatakan bahawa di Indiana di tempatnya juga telah ada pekan dinamakan dengan Raub kerana ramai hamba yang dibawa daripada Sumatera iaitu orang-orang Rao. Sejak itulah panggilan Raub itu digunakan hingga menghilangkan nama asal tempat itu sebagai Rotan Tunggal. Oleh itu saya berkeyakinan bahawa nama Raub itu berpunca daripada orang-orang Rao yang mendulang emas di kawasan paya di samping telah membuka kampung seperti Rotan Tunggal, Taranum dan Kalang. Daerah Raub kini adalah salah sebuah dari 11 buah daerah yang terdapat di Pahang. Daerah Raub terdiri daripada tujuh buah mukim iaitu Batu Talam, Sega, Semantan Ulu, Dong, Ulu Dong, Gali dan Tras. Raub mempunyai 57 buah kampung tradisional dan 9 buah kampung baru Cina . Raub berlokasi di sebelah barat negeri Pahang dan keluasannya ialah 2,271 kilometer persegi, iaitu 6.34% daripada keluasan Pahang (35,823 kilometer persegi). Raub terletak antara dua buah banjaran, iaitu Banjaran Titiwangsa dan Banjaran Gunung Benom. Ketinggian Raub adalah 160 meter dari atas paras laut dengan purata suhu tahunan 79.5º dan hujan tahunan kira-kira 200 sentimeter. Jarak Raub dengan Kuala Lumpur hanya 130 kilometer dan hanya akan mengambil masa 1½ jam untuk sampai ke bandar Raub melalui Lebuh raya Kuala Lumpur Karak dan memasuki dan melalui Jalan Laluan Lapan.. MASYARAKAT RAO DI RAUB Penduduk di daerah Raub ketika ini sebagaimana angka banci 2010 terdiri daripada Melayu seramai 95,100 orang iaitu mendominasi 55 peratus daripada jumlah keseluruhan penduduk., Orang Cina pada kadar 33 peratus manakala orang India pada kadar 7 peratus. Bakinya terdiri dari lain-lain suku bangsa. Dari sebanyak 95,100 orang Melayu dalam daerah Raub, dianggarkan kira-kira 33,000 orang terdiri daripada suku Rao Sejati manakala 43,000 terdiri daripada Rao Persemendaan dengan Minang, Jawa, Kampar, Banjar, Kerinci dan Aceh menjadikan Raub sebagai Lubuk Orang-orang Rao ( Rawa ) selepas Gopeng di Perak. Oleh itu di kalangan Orang-orang Rao dan persemendaan ini bukan sahaja sebagai pengamal Agama Islam mazhab Sunnah Wal Jemaah, tetapi mereka memiliki jenis-jenis makanan yang khas ciri-ciri Rao di samping kesenian yang khas ciri-ciri Rao, walau bagaimanapun disebabkan landskap budaya yang pengaruh mempengaruhi, telah berlaku pengubahsuaian terhadap jenis-jenis makanan dan jenis-jenis kesenian Rao itu sendiri. MAKANAN TRADISIONAL RAO DI RAUB Dalam tulisan ini ingin saya senaraikan Makanan Tradisional Rao yang masih wujud di Ranah Rao, Pasaman, Sumatera dan dibandingkan dengan senarai Makanan Tradisional Rao yang masih menjadi menu makanan Orang-orang Rao Persemendaan di Raub, iaitu:
KESENIAN TRADISIONAL RAO DI RAUB Dalam tulisan ini ingin saya senaraikan Kesenian Tradisional Rao yang masih wujud di Ranah Rao, Pasaman, Sumatera dan dibandingkan dengan senarai Kesenian Tradisional Rao yang boleh ditampilkan untuk dipertunjukkan kepada orang ramai mengikut suasana budaya masyarakat setempat dalam acara-acara adat atau majlis-majlis rasmi baik di peringkat kampung, mukim atau daerah di Raub, Pahang sejak zaman dahulu hingga ke masa kini sebagai ciri khas kesenian tradisional Orang-orang Rao Persemendaan, iaitu:
KATA PENUTUP Kesimpulan yang dapat difikirkan bahawa jenis-jenis makanan tradisional dan kesenian tradisional yang asal dibawa oleh para perantau Rao baik dari Rao mahupun dari Pagarruyung telah melalui evolusi lalu berubah mengikut masa, cita rasa dan suasana budaya masyarakat Rao Persemendaan sejak dahulu hingga ke masa ini. Didapati pengaruhi mempengaruhi antara budaya kehidupan telah merealisasikan satu bentuk budaya Rao Persemendaan yang unik, menarik dan amat perlu dikekalkan dan diamalkan oleh generasi masa kini dan generasi masa depan. Akhir kata saya berharap dengan menulis perbandingan antara makanan dan kesenian Orang-orang Rao di Rao, Pasaman, Sumatera Barat dengan Orang-orang Rao Persemendaan di Raub, Pahang bukan sahaja dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai mereka, malah dapat memberi satu pendekatan yang positif dalam Lanskap kehidupan budaya Orang-orang Rao Persemendaan di Raub ini. TAMAT DAFTAR PUSTAKA Datoek Toeah. 1976. Tambo Alam Minangkabau. Pustaka Indonesia. Bukit Tinggi. Graves, E. E. 2007. Asal-usul Elite Minangkabau Modern. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Marsden, W. 2008. Sejarah Sumatra. Komunitas Bambu. Depok. Muhammad Bukhari Lubis, Mohd. Rosli Saludin, Talib Samat (2009), Rao Di Sana Sini, Jaro Malaysia. Muhammad Yusof Hashim, Aruna Gopinath ( 1992), Tradisi Persejarahan Pahang Darul Makmur 1800 – 1930, Tempo Publishing Buyung Adil (1972), Sejarah Pahang, DBP Hasyim Awang (1998) Rumpun Melayu Dispora dalam konteks hubungan Ras. Kuala Lumpur: Universiti Malaya Khazin Mohd Tamrin dalam DInamika Adat dan Tradisi Merantau di Alam Melayu dalam adat Melayu serumpun. Kuala Lumpur: Universiti Malaya Undri, (2008) Pusat Dokumentasi Informasi Sejarah-Budaya BPSNT Padang. Padang Ekspres Zaffuan Haji Manaf (2007) Bingkisan Sejarah Raub: Rao Dan Pagaruyung Dengan Raub dan Pahang. Kuala Lumpur: Anjung Media Resources Zabidin Haji Ismail (2012), Biografi Tokoh Rao, Persatuan Karyawan Perak Wikipedia. Ensiklopedi Bebas. http://wikipedia.org. Blog Teromba Rawa: http://terombarawa.blogspot.com Blog Urang Rao Raub: http://orangrawa.blogspot.com BIODATA SUBARI AHMAD JAAFAR AR-RAWI Subari bin Ahmad bin Jaafar Ar-Rawi atau lebih dikenali dengan nama penanya Arisel BA dilahirkan pada 11 Ogos 1953 di Ladang Selborne, Kuala Lipis, Pahang. Ayahnya Ahmad ( keturunan Rawa/Banjar) berasal dari Kg Sungai Ruyung, Gali, Raub Pahang, manakala ibunya Kamsah ( berketurunan Rao/Jawa ) berasal dari Kg Temau, Raub, Pahang. Beliau mendapat pendidikan rendah dan menengah dari Sekolah Clifford, Kuala Lipis, Pahang. Beliau antara Graduan Siri Pertama Pembelajaran Dalam Talian (Internet) Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi, Universiti Putra Malaysia (UPM) bermula tahun 1999 dan dianugerahkan dengan Bacelor Komunikasi. Beliau kini telah bersara dari Perkhidmatan Kerajaan dan menumpu sepenuh masa membuat kaji selidik dan menulis perihal asal usul dan budaya masyarakat Rao di Raub. Di samping itu beliau menulis sajak, cerpen, rencana dan novel. Menjadi ahli Persatuan Sejarah Malaysia cawangan Pahang, ahli JARO Malaysia, Subari juga pernah menjadi Setiausaha Agung Dewan Persuratan Melayu Pahang (DPMP) selama 10 tahun (1983-1993) dan Setiausaha Hari Sastera 1987. Kini beliau sebagai Pegawai Seranta DPMP di samping menganggotai PENA sejak 1972 sebagai ahli biasa. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Blog <b>Makanan di Kuala Lumpur</b>: Keenakan Soto Labuan - Blog <b>...</b> Posted: 09 Feb 2014 11:12 PM PST NIK Ahmad Farez Nik Gahazali bersama isterinya, Syarena Mohsin menunjukkan Chicken Chop RSE, salah satu hidangan istimewa di restoran mereka. KELANTAN sememangnya terkenal dengan pelbagai jenis juadah dan masakan yang enak. Justeru itu, bukan mudah untuk memperkenalkan menu baru bagi menembusi pasaran dan selera rakyat di negeri ini. Namun seorang ahli perniagaan, Nik Ahmad Farez Nik Ghazali, 41, mencuba sesuatu yang berbeza dengan 'budaya' makanan masyarakat di negeri ini apabila memperkenalkan Soto Labuan dan Soto Brunei sebagai menu utama di Restoran Sauh Emas, Kota Bharu, Kelantan. Restoran yang terletak di Taman Uda Murni itu dibuka pada Ogos tahun lalu, serentak dengan umat Islam menyambut kedatangan bulan Ramadan. Baginya, 1 Ramadan adalah tarikh yang amat sesuai untuk membuka restoran itu sejajar dengan bulan yang paling mulia di sisi Islam. Biarpun tidak sampai setahun dibuka, restoran itu mendapat sambutan yang menggalakkan daripada orang ramai. Nik Ahmad Farez berkata, percubaan berani memperkenalkan makanan dari Borneo itu dibuat berdasarkan kebolehan isterinya, Syarena Mohsin, 40, yang berasal dari Wilayah Persekutuan Labuan. "Setiap kali mengadakan rumah terbuka sempena Hari Raya Aidilfitri dan majlis kesyukuran, isteri saya akan memasak kedua-dua jenis masakan ini dan ia mendapat pujian daripada rakan-rakan. "Daripada itu, timbul idea untuk membuka restoran ini, selain faktor keluarga saya yang sememangnya menjalankan bisnes berkaitan makanan," katanya kepada S2. Beliau yang sebelum ini terlibat dalam bidang agensi pelancongan terutama membawa jemaah umrah ke tanah suci Mekah telah mengambil keputusan nekad untuk memberikan sepenuh perhatian terhadap perkembangan restoran tersebut. "Saya tekad untuk kembali ke kampung halaman selepas 22 tahun berada di Kuala Lumpur. Soto Labuan dan Soto Brunei adalah keistimewaan restoran kami yang mungkin tidak ada di restoran lain di bandar ini. "Setakat ini, alhamdulillah. Ia mendapat sambutan yang menggalakkan daripada orang ramai dan ternyata orang di sini boleh menerima makanan dari negeri-negeri lain," ujarnya gembira. Katanya, keistimewaan Soto Labuan adalah ia dihasilkan daripada sup tulang dan menggunakan bihun Labuan yang agak berbeza daripada bihun yang biasa didapati di Kota Bahru. Sementara itu, katanya, Soto Brunei pula dihasilkan daripada sup daging dan bihun Labuan. "Di samping dua menu istimewa ini, kami juga memperkenalkan makanan barat kepada pelanggan iaitu Chicken Chop RSE yang menggunakan ramuan dan rempah istimewa. "Saya amat menitik beratkan kualiti makanan dan cara hidangan. Semua ini adalah hasil pengalaman saya melancong di merata tempat yang saya kutip dan perkenalkan di restoran ini. |
You are subscribed to email updates from Makanan di Kuala Lumpur - Google Blog Search To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment