Thursday, 20 March 2014

Family Trip Bersama Si Kecil (H1) | Dipoetri's Blog - Blog Makanan di Kuala Lumpur

Family Trip Bersama Si Kecil (H1) | Dipoetri's Blog - Blog Makanan di Kuala Lumpur


Family Trip Bersama Si Kecil (H1) | Dipoetri's Blog

Posted: 19 Mar 2014 03:11 AM PDT

Minggu, 10 Juni 2012. Kami akan berangkat menuju Kuala Lumpur dari Balikpapan. Alhamdulillah, saya bersyukur sekali Air Asia membuka 1 jalur penerbangan internasional direct dari Balikpapan. Selama ini, jika ingin bepergian keluar negeri selalu saja harus mampir ke Jakarta, which is menambah biaya tiket Balikpapan-Jakarta PP. Jalur Balikpapan-Kuala Lumpur tersedia 3x seminggu yaitu setiap hari Minggu, Rabu, dan Jumat. Hanya tersedia 1 jadwal penerbangan setiap harinya, yaitu penerbangan pukul 12:00 dari Balikpapan dan pukul 08:25 dari Kuala Lumpur.

Ibu dan Bapak sudah stand-by di Balikpapan sejak Sabtu sore. Maklum, mereka tinggal di Samarinda (sekitar 3 jam perjalanan darat dari Balikpapan). Pukul 09:30 kami berangkat dari rumah menuju bandara Sepinggan dengan menggunakan taksi. Memakan waktu 30 menit, sampailah kami di bandara. Selesai melakukan check-in dan drop bagasi, masuklah kami ke ruang tunggu. Ternyata ruang tunggu penerbangan internasional berbeda dengan penerbangan domestik. Ruang tunggu penerbangan domestik terletak di sebelah kanan ruang check-in, sedangkan ruang tunggu penerbangan internasional di sebelah kiri. Melewati pemeriksaan imigrasi, kami pun masuk ke ruang tunggu yang tak jauh berbeda dengan ruang tunggu domestik, hanya saja lebih sepi karena tidak banyak penumpang yang menunggu. Yaiyalah, penerbangannya cuma sekali, he he he.

sama neneknya, emaknya sibuk main game, he he he...

jagoan kecil sedang disuapin makan siang sama neneknya, emaknya sibuk main game, he he he…

Pukul 11:30 kami masuk ke dalam pesawat. Pukul 12:00 pesawat take-off dan pukul 14:35 mendarat di terminal LCCT Kuala Lumpur. LCCT atau Low Cost Carrier Terminal adalah terminal khusus pesawat-pesawat low-budget seperti Air Asia, Tiger Airways, dll. Sedangkan bandara utama Kuala Lumpur adalah KLIA atau Kuala Lumpur International Airport. LCCT ini lebih pantas disebut sebagai terminal cargo dibandingkan bandara. Soal kenyamanan yaaa so-so lah, namanya juga low-budget, he he he. Barisan meja check-in lumayan banyak, restoran atau tempat makan lumayan banyak, kursi untuk duduk yang tak mencukupi sehingga banyak orang yang duduk-duduk lesehan di lantai.

Setelah mengambil bagasi, kami pun keluar dan mencari makan. Sengaja kami tidak memesan makanan di pesawat karena ingin mencoba variasi makanan di Kuala Lumpur. Kami memilih satu restoran tak jauh dari pintu keluar, saya lupa nama restorannya namun memiliki menu-menu makanan khas Melayu. Kami memesan nasi ayam, semacam nasi pecel ayam. Nasinya banyak sekali dan ayamnya lumayan besar. Sambelnya lumayan enak, walau tidak seenak sambal khas Indonesia. Setelah itu kami menuju terminal bus yang terletak di ujung sebelah kiri pintu keluar. Banyak terdapat bus di sana dengan berbagai macam tujuan, namun pilihan saya adalah Skybus (bus milik Air Asia) dengan harga tiket RM 9 (Rp. 27.000) per orang tujuan KL Sentral. Setidaknya menurut saya, naik bus ini akan aman sentosa karena memegang nama besar Air Asia. Saya ogah diturunkan in the middle of nowhere jika sembarang menaiki bus abal-abal.

Perjalanan dari LCCT menuju KL Sentral memakan waktu 1,5 jam. Pukul 16:30 sampailah kami di KL Sentral. KL Sentral adalah stasiun terbesar di Kuala Lumpur. Semua kereta, tujuan dalam maupun luar kota, bawah tanah maupun atas tanah, semuanya akan mampir di stasiun ini. Begitupun dengan bus-bus. Restoran, kafe, butik, dan tourist information center terdapat di sini. Hotel banyak tersebar di sekitar KL Sentral. Saya sudah memesan MY Hotel yang katanya terletak dekat KL Sentral supaya nantinya kami mudah jika ingin pergi berjalan-jalan.

Namun sayang, sebuah kejadian sempat membuat mood kami down. Ketika turun dari bus, suami lupa mengambil tas punggung yang diletakkannya di kompartemen atas kepala. Yang kami ingat hanya mengambil tas di bagasi bus. Untung kami segera teringat ketika masih berada di KL Sentral. Segera saya dan suami menuju pemberhentian bus dan meminta tolong petugas untuk menghubungi supir bus yang kami naiki tadi. Petugas-petugas bus kesemuanya beretnis India, berwajah sangar, namun ternyata baik hati. Mereka mau membantu kami, bahkan beberapa kali menenangkan kami dengan mengatakan bahwa tas kami akan baik-baik saja dan aman. Cukup lama kami menunggu sampai akhirnya bus kembali dan tas kami pun masih tersimpan aman di tempatnya. Berkali-kali kami berterima kasih kepada mereka. Kami bernafas lega, walau sebenarnya di dalam tas tak ada barang berharga, namun tetap saja membuat kelimpungan. Suami dan saya sempat saling menyalahkan. Kebiasaan deh, setiap jalan-jalan pasti ada agenda ngambeknya segala. Pyuuuh…

Kemudian kami segera menuju ke hotel yang memang tak jauh dari KL Sentral. Hotelnya berupa gedung tinggi, lobbynya rapi dan bersih, serta resepsionis ramah dan fasih berbahasa inggris. Kami menuju ke kamar untuk beristirahat dan menunaikan sholat. Kamar yang saya pesan adalah family room, sebuah kamar yang lumayan luas karena berisi 2 tempat tidur ukuran queen size, satu lemari baju, dan 1 kamar mandi. MY Hotel merupakan sebuah hotel jaringan, memiliki 5 hotel di Kuala Lumpur. Tiga hotel terletak dekat KL Sentral, 1 hotel di Bukit Bintang, dan satunya lagi di Mid Valley. Untuk yang di KL Sentral, jangan sampai salah masuk hotel ya karena letaknya cukup berdekatan. Hotel kami terletak sebelah kafe Old Town White Coffee.

MY Hotel KL Sentral

MY Hotel KL Sentral

Family Room

Family Room

Malamnya kami menuju Bukit Bintang untuk berjalan-jalan dan makan malam. Setelah bertanya kepada resepsionis hotel, ternyata untuk menuju Bukit Bintang harus menggunakan KL Monorail yang stasiunnya tidak menyatu dengan KL Sentral, namun tetap saja dekat dengan KL Sentral dan hotel kami. Tiga menit berjalan kaki, kami menuju stasiun monorail. Tiket monorail berupa token seperti koin permainan karambol. Token keluar dari mesin penjual tiket setelah kami memencet tombol tujuan Bukit Bintang. Masuk ke dalam stasiun dengan memasukkan token, palang bergeser, dan token harus diambil kembali. Nantinya token dimasukkan ke dalam palang keluar stasiun supaya kami bisa keluar stasiun. Token tidak akan keluar lagi.

Bukit Bintang

Bukit Bintang

Bukit Bintang ternyata sangat meriah. Sepanjang kanan kiri jalan terdapat pertokoan dimana di depan akan berdiri penjaga toko yang mengajak kita untuk masuk ke dalam. Turis-turis asing bertebaran dimana-mana. Tak jauh dari jalan pusat (Jalan Bintang), terdapat Jalan Alor food street yaitu jalanan yang ditutup untuk kendaraan untuk berjualan makanan. Berbagai jenis makanan ada di sana. Kami pun duduk di sebuah warung mie goreng yang bertuliskan HALAL. Penting bagi kami untuk makan di tempat yang jelas-jelas menulis HALAL karena ternyata banyak warung makan yang menyediakan daging babi, anjing, bahkan katak (saya ga tahu katak itu halal atau haram, yang pasti aneh saja membayangkan makan katak, hiii). Suasana jalanan riuh rendah, para penjual sibuk berteriak memanggil calon pembeli, orang-orang pun makan sambil sibuk bercerita. Selain membeli mie goreng, kami memesan minum es kelapa yang manis sekali dan sangat disukai oleh jagoan kecil.

Makan di Food Street

Makan di Food Street Jalan Alor

Selesai makan, kami pun berjalan-jalan. Melewati penjual buah, Ibu dan Bapak yang hobi makan buah segera memborong berbagai macam buah-buahan. Untuk jagoan kecil kami belikan mainan gelembung busa karena ia sibuk memperhatikan gelembung busa yang berterbangan kemana-mana. Tak lupa saya sempat membeli es krim ala Turki yang banyak diliput di televisi. Es krim Turki ini menarik karena bentuknya yang solid sehingga ia akan terus menempel di gagang dan berkali-kali lepas dari wafer cone-nya. Penjualnya mas-mas Turki yang cakepnya ga ketulungan senang sekali mengerjai pembelinya dengan mengambil lagi es krim dari tangan si pembeli, sambil bernyanyi dalam bahasa Turki. Dan rasanya pun enak, tapi sayang saya lupa harganya. Sambil berjalan, kami pun menuju stasiun monorail untuk kembali menuju hotel. Jalan-jalan bersama Bapak yang sudah berumur dan jagoan kecil membuat kami harus memperhatikan waktu istirahat mereka. Cukuplah jalan-jalan kami hari ini karena masih ada besok.

Sebenarnya jagoan kecil sedang tidak enak badan. Tiga hari sebelum keberangkatan ia mengalami demam. Kami pun sempat pusing karena tidak mungkin berangkat jika ia sedang sakit begini. Namun ternyata saat keberangkatan, demamnya turun sehingga rencana perjalanan kami tetap terlaksana. Untungnya jagoan kecil pintar sekali, ia sama sekali tidak rewel dan tidak menyusahkan. Makannya pun tetap banyak. Hanya saja beberapa kali ia tampak lelah dan banyak diam. Harapan kami semoga besok harinya jagoan kecil sudah sembuh total dan bisa ikut bersenang-senang bersama kami. Yaaay!!!

No comments:

Post a Comment

Post Popular